Rabu, 06 Maret 2013

Marawis adalah salah satu jenis "band tepuk" dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Musik ini merupakan kolaborasi antara kesenian Timur Tengah dan Betawi, dan memiliki unsur keagamaan yang kental. Itu tercermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan yang merupakan pujian dan kecintaan kepada Sang Pencipta.

Sejarah

Kesenian marawis berasal dari negara timur tengah terutama dari Yaman. Nama marawis diambil dari nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam kesenian ini. Secara keseluruhan, musik ini menggunakan hajir (gendang besar) berdiameter 45 Cm dengan tinggi 60-70 Cm, marawis (gendang kecil) berdiameter 20 Cm dengan tinggi 19 Cm, dumbuk atau (jimbe) (sejenis gendang yang berbentuk seperti dandang, memiliki diameter yang berbeda pada kedua sisinya), serta dua potong kayu bulat berdiameter sepuluh sentimeter. Kadang kala perkusi dilengkapi dengan tamborin atau krecekdan [Symbal] yang berdiameter kecil. Lagu-lagu yang berirama gambus atau padang pasir dinyanyikan sambil diiringi jenis pukulan tertentu

Dalam Katalog Pekan Musik Daerah, Dinas Kebudayaan DKI, 1997, terdapat tiga jenis pukulan atau nada, yaitu zapin, sarah, dan zahefah. Pukulan zapin mengiringi lagu-lagu gembira pada saat pentas di panggung, seperti lagu berbalas pantun. Nada zapin adalah nada yang sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu pujian kepada Nabi Muhammad SAW (shalawat). Tempo nada zafin lebih lambat dan tidak terlalu menghentak, sehingga banyak juga digunakan dalam mengiringi lagu-lagu Melayu.

Pukulan sarah dipakai untuk mengarak pengantin. Sedangkan zahefah mengiringi lagu di majlis. Kedua nada itu lebih banyak digunakan untuk irama yang menghentak dan membangkitkan semangat. Dalam marawis juga dikenal istilah ngepang yang artinya berbalasan memukul dan ngangkat. Selain mengiringi acara hajatan seperti sunatan dan pesta perkawinan, marawis juga kerap dipentaskan dalam acara-acara seni-budaya Islam.

 

Jumlah Pemain

Musik ini dimainkan oleh minimal sepuluh orang. Setiap orang memainkan satu buah alat sambil bernyanyi. Terkadang, untuk membangkitkan semangat, beberapa orang dari kelompok tersebut bergerak sesuai dengan irama lagu. Semua pemainnya pria, dengan busana gamis dan celana panjang, serta berpeci. Uniknya, pemain marawis bersifat turun temurun. Sebagian besar masih dalam hubungan darah - kakek, cucu, dan keponakan. Sekarang hampir di setiap wilayah terdapat marawis.

Sejarah Marawis

Kesenian hajir marawis ini telah berusia kurang lebih 400 tahun yang semula berasal dari kawasan Kuwait, mula2 alat ini hanya terdiri dari 2 jenis alat permainan saja yaitu hajer dan marawis dengan ukuran yang tidak seperti saat ini kita lihat, melainkan semacam sebuah rebana dengan berukuran cukup besar yang kedua sisinya dilapisi oleh kulit Binatang. dan alat ini dimainkan oleh beberapa orang yang di iringi dengan tari-tarian. Namun kesenian ini tidak populer di negara kuwait sehingga sedikit sekali orang yang memahami bahwa kesenian ini bermula/berasal dari negara kuwait.

ketika Kesenian ini mulai dikenal di negara yaman maka kesenian ini pun Diadopsi oleh negara Yaman, sehingga Kesenian ini menjadi populer, hal ini disebabkan alat musik yang ada di modifikasi sedemikian rupa agar menjadi lebih menarik. maka dirubahlan sedikit demi sedikit alat musik yang bermula berukuran besar menjadi ukuran yang sedang yang seperti saai ini kita lihat yaitu ukuran hajir yang cukup besar (seperti gendang) dan Marawis yang ukurannya lebih kecil dari hajer. Di daerah Yaman kesenian ini sering kali dimainkan pada saat perayaan tertentu, yaitu Perayaan perkawinan, Maulid nabi saw, Khitanan, dsb.... dan lebih kesenian ini menajdi lebih sangat populer karena pernah dimainkan untuk menyambut tamu yang berasal dari luar Yaman sebagai kesenian penghormatan.

Kesenian hajer marawis ini hampir identik dengan dengan kesenian Sufi karena setiap Syair yang dibawakn mengandung Puji2an Kepada Rasulullah beserta keluarga, para Auliya dan Permohonan doa kepada Allah SWT. Sehingga sering kali apabila kesenian ini dimainkan di depan para Auliya maka akan muncul Karamah-karamah dari auliya tersebut.

Mengenai Sejarah masuknya kesenian Hajer Marawis ke Indonesia, pertama kali kesenian ini dibawa oleh para Ulama-Ulama Hadramout (yaman) yang ingin berdakwah ke Indonesia dan dipentaskan pertama kali di Kota Madura, hal ini terjadi sekitar tahun 1892. selain di Kota madura kesenian ini juga dibawa ke daerah Bondowoso (kawasan kecil yang terletak di ujung timur Propinsi Jawa Timur) dan kesenian ini menjadi popluer di kota bondowoso karena antusias masyarakat di bondowoso yang ingin mempelajari dan menekuni kesenian ini. sehingga sampai saat ini Diakui oleh seluruh pemerhati kebudayaan Hajaer marawis bahwa Kesenian Hajir Marawis Pupoler pertama kali di Bondowoso.

Mengenai Alat Hajer marawis ini sendiri, sejak di Populerkan di bondowoso maka terjadi penambahan alat musik Yaitu berupa Seruling. sehingga Para penari yang ingin berzafin akan lebih menikmati gerakan yang di iringi launan Suara seruling.

Sebenarnya Alat musik Hajer Marawis yang benar hanya terdiri dari 3 jenis alat yaitu :
1. Hajir ( berdiameter +/- 45 Cm dengan panjang +/-65 Cm)
2. Marawis ( berdiameter +/- 20 Cm dengan panjang +/- 19 Cm)
3. Seruling ( berdiamter 2,5 -3 Cm dan panjang 35 cm, kedua sisi suling ini tidak ada penyumbat, dan lubang nada sendiri berjumlah 6)

sedangkan Dumbuk / Tamborin "BUKAN" merupakan bagian dari alat Hajer marawis. alat musik ini adalah merupakan dari alat musik Gambus. namun banyak orang yang salah kaprah Khususnya para kesenian Hajer marawis Jakarta bahwa alat2 tsbt merupakan bagian dari permainan kesenian tersebut.


Sedangkan untuk Pukulan dari hajer Marawis ini memiliki 2 model yaitu :
1. Pukulan Madhal
(pukulan ini terdiri dari dua jenis Pukulan yaitu Madhal A dan madhal B dan biasanya jenis pukulan ini digunakan untuk Tarian dengan irama yang cukup lambat)

2. Pukulan Mahraj
(pukulan jenis ini digunakan untuk tarian dengan irama cepat)


Sedangkan untuk cara/jenis memukulnya terdapat beberapa macam :
1. untuk Marawis
a. Pukulan A.1
b. Pukulan A.2
c. Pukulan Penengah (Ngerapak)
d. Pukulan Marfa' ( pukulan konstan untuk mengikuti irama Hajer, biasa dikenal dengan irama "TUNG" )

2. Untk Hajer
a. Pukulan Madhal A
b. Pukulan Madhal B
c. Pukulan Makhraj

sedangkan untuk jumalh pemain ini tidak terbatas jumlahnya, bisa dimainkan 5 - 7 orang atau lebih, tergantung ingin meramaikan suasana saja.

 

2 komentar:

  1. request mahar milyun/hallik tamsyik dan galbu muhdhor gan , , ,

    matur suwun

    BalasHapus
  2. ane pengen belajar hajir marawis bondowoso nih, di jakarta ada gak yaa?

    BalasHapus